Rabu, 27 Juli 2011

Pilot Garuda Ancam Mogok Kerja 28 Juli 2011

Ancam Mogok 28 Juli, Regulator Minta Manajemen dan Pilot Garuda Mediasi
Oleh Tri Listyarini | Minggu, 24 Juli 2011 | 16:34
5 Tuntutan Awak Kabin Garuda. Foto: Investor Daily/ ANTARA/Puspa Perwitasari/Spt/11
Saturday, 23 July 2011 00:37
Pilot nasional Garuda Indonesia mengaku sudah tidak tahan terhadap kebijakan perbedaan gaji antara dengan pilot asing. Mereka mengancam melakukan mogok kerja bila tuntutan perubahan tidak ditanggapi positif oleh menajemen Garuda Indonesia.

"Perbedaannya hampir 100 persen," kata Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG), Capt. Ste­pha­nus, dalam keterangan pers di Hotel Nikko, Jl Thamrin, Ja­kar­ta, Jumat (22/7).

Menurutnya perbedaan gaji sig­nifkan tersebut merupakan ke­salahan fatal pihak menajemen Garuda Indonesia dan telah menyebabkan keresahan di kalangan pilot WNI. Sebab mes­ki dibayar tinggi, namun kom­­petensi para pilot WNA ter­­sebut tidak lebih baik di­ban­ding pilot WNI.

"Kebijakan yang dilaksa­na­kan saat ini sangat irrasional dan keliru karena tidak me­nga­cu pada standar keselama­tan penerbangan dan akan me­ru­gikan negara. Pilot asing yang di sini sebab di negaranya ti­dak laku. Saya yakin pilot na­sional lebih baik," ujar St­e­pha­nus.

Terhadap situasi demikian, di­katakannya saat ini 800-an pi­lot Garuda Indonesia merasa re­sah terhadap keamanan pe­ner­bangan. Padahal prioritas stan­dart penerbangan interna­si­onal mensyaratkan ketenangan awak pesawat dalam me­lak­sanakan tugas.

Para pilot pun memberi de­ad­line untuk manajemen agar se­gera mencabut kebijakan-ke­bijakan itu.
Jika dalam waktu sa­tu minggu terhitung sejak 21 Ju­li tidak ada pencabutan ke­bi­jakan-kebijakan keliru, para pi­lot akan menggelar aksi mo­gok kerja pada 28 Juli menda­tang.

"Kami para pilot Garuda In­donesia akan melakukan aksi m­o­gok kerja mulai tanggal 28 Juli 2011 mulai pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB. Kami min­ta maaf kepada seluruh pe­numpang atas ketidaknya­ma­­nan ini," tegas Stephanus.

Jumlah total pilot yang be­ker­ja untuk maskapai Garuda In­­donesia hampir 850 orang. Se­banyak 43 orang di an­ta­ra­nya adalah pilot berkewarga­ne­ga­raan asing yang dikontrak Ga­ruda Indonesia untuk me­ner­bangkan pesawat Boeing 737-NG dan Airbus A300 yang di­beli secara bertahap mulai 2008.

"Mereka dikontrak untuk 1-2 tahun hingga selesaian pe­la­tihan terhadap pilot WNI. T­a­pi kalau memang ada training, me­ngapa baru sekarang?" gu­gat Stephanus.

Keterangan pers disampai­kan­nya bersama Ketua Majelis Pi­lot Garuda dan jajarannya yang berjumlah empat orang. Di balik lima orang pria ber­pa­ka­ian kerja khas pilot berupa ke­meja putih lengkap dengan to­pinya itu, terbentang kain pu­tih ukuran 2x4 meter yang pe­nuh berisi tanda tangan para pi­lot Garuda. Di bagian atas ka­in terdapat tulisan yang ber­bu­nyi 'Kami Merasa Di­no­mer­dua­kan di Negeri Sendiri'.

Tawarkan Duduk Bersama

Terkait dengan ancaman ini, manajemen Garuda me­na­war­kan k­epada para pilot un­tuk duduk bersama. "Selama ini sudah dilaksanakan pert­e­mu­an-pertemuan. Manajemen si­ap untuk duduk bersama kem­bali melakukan perundingan-perundingan dan memb­e­ri­kan alternatif-altermatif," ka­ta Kepala Komunikasi Ga­ru­da Indonesia, Pujobroto, saat di­hubungi detikcom, Jumat (22/7).

Menurut Pujo, sebetulnya su­atu aksi industrial, termasuk mo­gok kerja, diatur dalam UU dan diperbolehkan. " Namun de­­­mikian, hal itu baru bisa di­la­ku­kan apabila proses pe­run­di­­­ngan hingga proses yang ber­­sifat bipartit atau tripartit su­­dah dilakukan," kata Pujo.

Selama ini, lanjut Pujo, per­temuan bipartit dan tripartit belum dilakukan. Selama ini, pertemuan baru sebatas antara manajemen dan APG. "Karena itu, kami masih membuka ke­sem­patan untuk kembali du­duk bersama," ujar dia.

Pujo mengatakan, saat ini Ga­r­uda dalam tahap proses pe­ngembangan. Demi Garuda le­b­ih baik, Pujo menekankan pentingnya semua pihak di Garuda, termasuk pilot, untuk melangkah bersama-sama.

"Kami sudah melakukan ren­cana ke depan, agar Garuda bi­sa lebih baik dan kompetitif. Itu bisa dicapai berkat seluruh kom­ponen /karyawan di Ga­ru­da. Bukan hanya tanggung ja­wab manajemen, tapi seluruh un­sur," jelas dia.

Dia berharap mendekati bu­­­lan Puasa ini, semua pihak di Ga­ruda bisa melayani para kon­sumen sebaik-baiknya. "Pa­­­­da da­sarnya, Garuda adalah pe­ru­sa­haan jasa. Terlebih lagi, la­ya­nan kita akan semakin di­per­lu­kan, karena beberapa hari la­gi akan memasuki bulan pu­a­sa," ka­ta Pujo.

Di bulan puasa hingga Le­ba­ran nanti, kata Pujo, ma­s­ya­ra­kat akan lebih banyak me­la­ku­kan bepergian. "Di bulan pu­a­sa, secara tradisi orang In­do­ne­sia akan melakukan bepergian. Dalam kaitan ini, seluruh un­sur Garuda dapat membe­ri­kan pelayanan sebaik-baiknya ke­pada pelanggan," ujar dia.

Terkait keluhan APG me­nge­nai adanya kesenjangan ga­­ji antara pilot asing dengan pi­­lot dalam negeri, Pujo menjelaskan bahwa kontrak pilot asing di­la­ku­kan hanya sementara. Pilot kon­trak sejatinya ter­­­­diri dari pi­lot asing dan pilot lokal. Me­re­ka dikontrak atas ke­­butuhan Ga­ruda, karena ber­tambahnya ar­mada baru.

"Mereka hanya dikontrak se­lama satu tahun untuk me­ngisi kekosongan pilot, karena sa­at ini sebagian pilot-pilot Ga­ruda masih menjalani trai­ning­. Jadi, kontrak ini hanya se­ba­gai bridging," jelas Pujo.

Sumber: www.ilmuterbang.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar